TIMES KALSEL, BANJAR – Sejak pergerakan aksi perang sarung dipantau oleh pihak kepolisian, suasana subuh di jalan letjen Suwarto dan Banjar Waterpark kini mendadak sepi.

Lokasi lain yang diduga sering dijadikan medan tempur bersenjata gulungan sarung pada malam hari pun kini tak lagi ramai oleh komunitas tersebut.

Hasil pantauan TIMES Priangan Timur, Selasa (27/4/2021) sebuah mobil patroli dari Polsek Pataruman tampak menyusuri jalanan dimana sebelumnya kerap terjadi aksi tawuran yang belakangan viral dengan sebutan perang sarung.

Petugas Patroli selalu memantau situasi terkini di titik-titik rawan Perang Sarung (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

Beberapa anak dan remaja yang masih kedapatan berkumpul di beberapa titik mendadak bubar dan lari kocar-kacir begitu melihat mobil patroli dari kejauhan.

Kondusivitas jalanan dari aksi perang sarung disebabkan rutinnya petugas berpatroli mendatangi lokasi. Hal tersebut berdasarkan arahan langsung dari Kapolres Banjar AKBP Melda Yanny, S.I.K,MH yang memerintahkan anggotanya untuk melakukan upaya preventif terhadap maraknya kasus perang sarung di kalangan remaja dan anak-anak.

"Karena berdasarkan informasi, perang sarung tersebut ada yang sampai menggunakan batu dan baut sehingga kami khawatir apabila tidak dilakukan pencegahan dari sekarang dapat membahayakan dan memicu konflik," bebernya.

Melda mengimbau agar kasus perang sarung ini menjadi perhatian khusus bagi para orang tua untuk lebih menjaga putra-putrinya.

"Kami mohon orang tua untuk lebih mengawasi putra-putrinya agar tidal terlibat dalam aksi yang membahayakan ini," pintanya.

Hal senada dikatakan ketua  MKKS SMP Kota Banjar, Harun Rustandi saat dimintai tanggapan terkait aksi meresahkan yang kebanyakan dilakukan para remaja usia SMP.

"Kami mengimbau kepada siswa siswi SMP di Kota Banjar agar dapat memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan ini dengan sebaik mungkin," imbaunya.

Harun berharap para siswa untuk lebih banyak melaksanakan ibadah.  Sebagai bentuk monitoring, lanjut Harun, sekolah sudah menyampaikan buku aplikasi kegiatan Ramadan untuk diisi dan dilaksanakan.

Harun Rustandi, Ketua MKKS SMP Kota Banjar (Foto: Dok Harun)

 "Kami tidak ingin melihat atau mendengar siswa-siswi SMP di Kota Banjar terlibat dalam kegiatan yang tidak baik apalagi mencoreng nama baik orang tua atau sekolah, bila hal itu terjadi maka kami tidak akan segan untuk memberi sanksi dan hukuman," tambahnya.

Harun yang kini menjabat sebagai Kepala sekolah SMP 5 Kota Banjar mengatakan, apabila masih ada yang kedapatan mengikuti perang sarung, pihaknya akan memanggil orang tua siswa untuk membuat pernyataan.(*)