https://kalsel.times.co.id/
Olahraga

PSG Raih Gelar Liga Champions Pertama dengan Kemenangan Telak 5-0 atas Inter Milan

Minggu, 01 Juni 2025 - 07:15
Bobol Gawang Inter 5 Kali, PSG Raih Gelar Liga Champions Pertama PSG akhirnya menuntaskan penantian panjang mereka di Liga Champions usai menang 5-0 atas Inter Milan di partai final, Minggu (1/6/2025). (FOTO: UEFA)

TIMES KALSEL, JAKARTA – Desire Doue mencetak dua gol dan menginspirasi Paris Saint-Germain (PSG) meraih gelar Liga Champions pertama mereka setelah menghancurkan Inter Milan 5-0, Minggu (1/6/2025).

Kemenangan ini menjadi margin kemenangan terbesar dalam sejarah partai final kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa.

PSG akhirnya menuntaskan penantian panjang mereka setelah gagal di final 2020 melawan Bayern Munich. Di bawah asuhan Luis Enrique, tim asal Paris ini sempat hampir tersingkir di fase grup, namun berhasil bangkit dan tampil dominan hingga ke final. Trofi ini menjadi pencapaian yang telah lama diidam-idamkan oleh para pemilik asal Qatar sejak mengambil alih klub pada 2011.

Menariknya, skuad muda PSG musim ini berhasil mewujudkan sesuatu yang gagal dilakukan para bintang besar sebelumnya, seperti Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe. Mereka juga menjadi tim Prancis kedua yang mampu menjuarai Liga Champions, setelah Olympique de Marseille pada 1993.

“Sejak awal musim lalu, kami memang punya target untuk mencatat sejarah,” ujar Luis Enrique usai laga.
“Saya merasa benar-benar terhubung dengan para pemain dan para pendukung. Hubungan yang sangat kuat ini terlihat sepanjang musim. Kami berhasil mengelola tekanan dan antusiasme dengan cara terbaik.”

Tim muda asuhan Luis Enrique tampil dominan dan penuh percaya diri, sementara Inter yang lebih berpengalaman justru tak mampu memberikan perlawanan berarti.

PSG langsung unggul cepat lewat dua gol dalam 20 menit pertama yang dicetak oleh bek kanan Achraf Hakimi — mantan pemain Inter — dan remaja sensasional, Desire Doue. Pemain berusia 19 tahun itu kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-63. Khvicha Kvaratskhelia menambah gol keempat 10 menit kemudian, dan Senny Mayulu menutup pesta lima gol PSG tiga menit jelang laga usai.

Sebelum laga dimulai, suporter Inter sempat lantang menyanyikan lagu kebanggaan mereka “There's Only Inter”. Namun di atas lapangan, justru PSG yang tampil gemilang dan tak terbendung.

PSG mendominasi permainan sejak peluit awal. Mereka mempertahankan penguasaan bola lewat operan cepat dan pergerakan dinamis, hingga akhirnya membuka skor di menit ke-12. Vitinha memberikan umpan terobosan kepada Doue di dalam kotak penalti. Meski para pemain Inter mengklaim offside, Federico Dimarco justru membuat Doue onside. Pemuda Prancis itu dengan tenang mengirim bola ke sisi gawang untuk diselesaikan Hakimi dengan mudah.

Gol kedua datang delapan menit kemudian lewat serangan balik cepat. Ousmane Dembele menggiring bola dari sisi kiri dan mengirim umpan silang ke tiang jauh. Doue mengontrol bola dengan dada, lalu melepaskan tembakan yang mengenai Dimarco dan mengecoh kiper Yann Sommer.

Game Over untuk Inter

Inter mencoba bangkit di babak kedua, namun PSG kembali mencetak gol dan mengakhiri harapan mereka. Vitinha kembali menjadi kreator lewat umpan terobosan yang diselesaikan Doue dengan dingin untuk mengubah skor jadi 3-0.

Inter yang sudah terpukul makin terpuruk ketika Dembele melepaskan umpan terobosan dari wilayah pertahanan sendiri. Bola mengarah ke Kvaratskhelia yang dengan cepat menusuk ke kotak penalti dan menaklukkan Sommer di tiang dekat. Gol ini membuat bangku cadangan PSG — termasuk Luis Enrique — ikut masuk ke lapangan untuk merayakan.

Masih ada waktu bagi PSG menambah gol kelima lewat Senny Mayulu yang mencetak gol dari jarak dekat setelah menerima umpan dari Bradley Barcola. Peluit akhir pun disambut sorak-sorai meriah dari suporter PSG yang sejak awal terus bernyanyi mendukung timnya.

Sejarah Bagi Luis Enrique

Luis Enrique pun menorehkan sejarah dengan menjadi pelatih kedua, setelah Pep Guardiola, yang mampu meraih treble (Liga, Piala, dan Liga Champions) dalam dua musim berbeda. Uniknya, keduanya pertama kali meraih treble bersama Barcelona, dan kedua kalinya dengan mengalahkan Inter.

“Dia adalah orang yang mengubah segalanya di PSG. Sejak datang ke sini, dia mengubah cara kami melihat sepak bola. Dia pria yang setia, dan pantas mendapat ini lebih dari siapa pun,” puji Hakimi kepada sang pelatih.

Sementara itu, Inter harus menelan pil pahit. Harapan mereka membalas kekalahan dari Manchester City di final dua tahun lalu pupus sudah. Musim ini mereka akhiri tanpa satu pun trofi.

“Itu bukan Inter yang saya kenal di atas lapangan. Para pemain pun menyadarinya. Tapi saya tetap bangga dengan perjalanan kami musim ini,” kata pelatih Inter, Simone Inzaghi.

Luis Enrique tampak emosional usai laga. Ia mengenakan kaus dengan tulisan penghormatan kepada mendiang putrinya, Xana, yang wafat pada 2019. Di bawah arahannya, PSG bukan lagi tim berisi para bintang egois, melainkan keluarga yang solid dan akhirnya benar-benar bermain sebagai sebuah tim. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kalsel just now

Welcome to TIMES Kalsel

TIMES Kalsel is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.