TIMES KALSEL, JAKARTA – Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) sukses melaksanakan Pelatihan Debat Bahasa Melayu di Attarkiah Islamiah Institute, Narathiwat, Thailand.

Kegiatan ini berlangsung sejak Rabu (27/8/2025) hingga Selasa (2/9/2025) sebagai bagian dari program Asistensi Mengajar Internasional (AMI).

Pelatihan dilakukan secara intensif melalui simulasi debat, diskusi argumentasi, hingga teknik retorika.

Dari rangkaian kegiatan tersebut, peserta terbaik dipilih untuk mewakili sekolah dalam Pertandingan Kemahiran Berbahasa Melayuyang diselenggarakan Program Bahasa Melayu dan Pengajian Melayu Prince of Songkla University (PSU) Pattani pada Rabu (3/9/2025).

Ajang prestisius ini diikuti pelajar sekolah kerajaan dan swasta dari tujuh wilayah Thailand Selatan: Pattani, Narathiwat, Yala, Songkhla, Satun, Trang, dan Phatthalung.

Hasilnya, tim Attarkiah Islamiah Institute berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara pertama dalam lomba debat tingkat Kerajaan Thailand.

Ahmad Abdul Karim, salah satu narasumber pelatihan, menegaskan pentingnya kegiatan tersebut.

“Debat tidak hanya melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dan berpikir kritis. Kami bangga melihat siswa Thailand begitu antusias dan mampu berprestasi hingga Tingkat Kerajaan Thailand,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ahmad Nur Hamzah menyoroti dimensi lintas budaya dari kegiatan ini.

“Debat bahasa Melayu menjadi ruang kolaborasi antarbangsa. Lewat bahasa, kita bukan hanya bertukar gagasan, tetapi juga memperkuat persahabatan antara Indonesia dan Thailand,” tuturnya.

Apresiasi juga datang dari pihak sekolah. Aisah Roding, guru pembimbing Attarkiah Islamiah Institute, menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami berterima kasih kepada mahasiswa UM yang sabar dan konsisten membimbing siswa kami. Kegiatan ini membuka wawasan baru sekaligus membangun rasa percaya diri mereka untuk tampil di tingkat lebih tinggi,” katanya.

Bagi para peserta, pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam. Nawal, salah satu anggota tim, mengaku awalnya sempat ragu.

“Awalnya saya gugup, tapi setelah berlatih saya jadi lebih percaya diri. Sangat senang bisa meraih juara 1. Ini pengalaman luar biasa bagi saya dan teman-teman,” ungkapnya dengan semangat.

Kegiatan ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh), yang menekankan budaya diskusi sehat, keterampilan dialog, serta penyelesaian perbedaan secara damai.

Melalui program ini, mahasiswa UM membuktikan kontribusi nyata dalam melahirkan generasi muda yang kritis, percaya diri, dan berjiwa kolaboratif lintas negara serta lintas budaya. (*)