https://kalsel.times.co.id/
Berita

Waspadai Deepfake: Teknologi AI yang Makin Canggih dan Berbahaya

Jumat, 28 Februari 2025 - 03:20
Waspadai Deepfake: Teknologi AI yang Makin Canggih dan Berbahaya Deepfake adalah konten digital—baik berupa video, foto, maupun audio—yang dihasilkan oleh AI untuk mengubah atau merekayasa tampilan serta suara seseorang secara meyakinkan. (foto. ncoa.org)

TIMES KALSEL, JAKARTA – Fenomena deepfake semakin sering diperbincangkan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI). Dari meniru selebritas hingga memalsukan suara anggota keluarga, teknologi ini semakin memudahkan pelaku kejahatan dalam menjalankan berbagai bentuk penipuan.

Apa Itu Deepfake?

Deepfake adalah konten digital—baik berupa video, foto, maupun audio—yang dihasilkan oleh AI untuk mengubah atau merekayasa tampilan serta suara seseorang secara meyakinkan. Dengan teknologi ini, seseorang bisa terlihat atau terdengar melakukan hal yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan.

konten-2.jpgDeepfake aktor Tom Cruise yang viral di media sosial. Meskipun tidak digunakan untuk penipuan, peristiwa ini memunculkan kekhawatiran bahaya penggunaan teknologi kecerdasaan buatan. (foto: CNBC)

Meski terkadang digunakan untuk hiburan, deepfake kini semakin sering dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih berbahaya, seperti penyebaran informasi palsu dan penipuan. Dikutip dari ncoa.org, terutama di Amerika Serikat, dampak deepfake terhadap lansia cukup mengkhawatirkan, dengan kerugian akibat penipuan mencapai $3,4 miliar pada 2023, meningkat 11 persen dibanding tahun sebelumnya.

Teknologi ini berkembang dengan sangat cepat, membuat batas antara yang nyata dan yang palsu semakin sulit dikenali. Tak heran, survei YouGov pada 2023 menunjukkan bahwa 60 persen warga Amerika merasa sangat khawatir dengan ancaman deepfake. 

Oleh karena itu, memahami apa itu deepfake dan bagaimana cara mendeteksinya sangat penting untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang terdekat.

Jenis Penipuan Deepfake yang Paling Umum
Ada beberapa jenis penipuan deepfake yang kini marak terjadi, di antaranya:

1. Penipuan Investasi
Pelaku menggunakan deepfake untuk meniru tokoh terkenal, seperti investor atau miliarder, guna mempromosikan investasi palsu. Contohnya, seorang pria berusia 82 tahun tertipu setelah melihat video Elon Musk yang tampak asli menawarkan peluang investasi menguntungkan. Tanpa sadar bahwa itu adalah deepfake, ia kehilangan tabungan pensiunnya sebesar $690.000 dalam hitungan minggu.

2. Penipuan Romansa
Penipuan asmara semakin canggih dengan deepfake. Pelaku bisa menciptakan identitas palsu yang tampak nyata dengan teknologi pertukaran wajah (face-swapping) dan foto AI. Mereka membangun hubungan emosional dengan korban sebelum akhirnya meminta uang, sering kali melalui aplikasi pembayaran digital, Bitcoin, atau kartu hadiah. Di Hong Kong, penipuan semacam ini bahkan berhasil mengelabui korban hingga total $46 juta.

3. Penipuan Politik
Teknologi deepfake juga digunakan dalam ranah politik untuk menyebarkan misinformasi. Contohnya, pada awal 2024, warga New Hampshire menerima panggilan suara yang terdengar seperti Presiden Joe Biden yang menyarankan mereka untuk tidak memberikan suara dalam pemilu pendahuluan. Padahal, suara tersebut dihasilkan oleh AI dan bukan dari Biden sendiri.

4. Penipuan Pemerasan
Dalam skema ini, pelaku menggunakan teknologi AI untuk meniru suara atau tampilan anggota keluarga korban dan berpura-pura berada dalam bahaya. Salah satu modusnya adalah "penipuan kakek-nenek," di mana penipu meniru suara cucu atau anggota keluarga lain yang mengaku sedang mengalami masalah hukum dan membutuhkan uang segera. FBI mencatat lebih dari 650 laporan terkait skema ini dari Januari 2020 hingga Juni 2021, dengan total kerugian mencapai $13 juta.

5. Penipuan Iklan Palsu dengan Dukungan Selebritas
Iklan deepfake yang menampilkan selebritas juga marak digunakan untuk menipu. Pada awal 2024, iklan di Facebook menunjukkan Taylor Swift mempromosikan peralatan masak Le Creuset. Banyak yang percaya karena Swift memang dikenal sebagai penggemar merek tersebut. Namun, iklan itu palsu—dibuat tanpa sepengetahuannya menggunakan suara dan rekaman video yang dimanipulasi AI.

Cara Mengenali Deepfake

konten-3.jpgTeknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) bisa memalsukan suara anggota keluarga.

Mendeteksi deepfake bisa sulit, tetapi ada beberapa tanda yang dapat diwaspadai:

Pada Video:

  • Gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang tidak alami
  • Ketidaksesuaian antara refleksi cahaya dan bayangan
  • Sinkronisasi suara dan gerakan bibir yang tidak selaras
  • Area mulut atau dagu terlihat buram
  • Perubahan warna pakaian atau latar belakang yang tidak wajar

Pada Foto:

  • Tampilan yang terlalu halus atau tampak seperti gambar buatan komputer
  • Bagian tubuh yang terlihat aneh, seperti jari tambahan atau bentuk wajah yang tidak proporsional
  • Teks atau angka yang tampak terdistorsi
  • Warna kulit wajah yang tidak sesuai dengan bagian tubuh lainnya

Pada Audio:

  • Suara terdengar terlalu monoton atau seperti robot
  • Tidak ada kebisingan latar belakang atau terdengar suara latar yang tidak alami

Cara Melindungi Diri dari Deepfake

Untuk menghindari jebakan deepfake, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Batasi informasi pribadi di media sosial: Data yang dibagikan secara terbuka bisa digunakan untuk membuat deepfake yang lebih meyakinkan.
  • Verifikasi identitas pengirim pesan: Jika menerima telepon atau pesan mencurigakan yang meminta informasi pribadi atau uang, segera hubungi orang tersebut melalui jalur resmi atau nomor yang dikenal.
  • Periksa sumber informasi: Jika menemukan video atau gambar mencurigakan, cek kebenarannya melalui situs berita terpercaya atau platform seperti FactCheck.org dan PolitiFact.
  • Berpikir sebelum bereaksi: Jika melihat sesuatu yang memicu emosi kuat—seperti kemarahan atau ketakutan—luangkan waktu untuk menganalisis sebelum mempercayai atau menyebarkannya.
  • Gunakan alat deteksi deepfake: Aplikasi seperti Trend Micro Check dapat membantu memverifikasi apakah suatu konten asli atau telah dimanipulasi.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi Korban?

Jika merasa telah menjadi target atau korban penipuan deepfake, segera lakukan tindakan berikut:

  • Lindungi akun keuangan – Hubungi bank atau perusahaan kartu kredit untuk melaporkan dugaan penipuan dan segera ubah kata sandi akun yang mungkin telah diretas.
  • Laporkan ke pihak berwenang – Sampaikan laporan kepada lembaga polisi atau lembaga perlindungan konsumen setempat.
  • Sebarkan kesadaran – Beri tahu keluarga dan teman agar mereka lebih waspada terhadap ancaman deepfake, terutama lansia yang lebih rentan menjadi korban.

Dengan mengenali dan memahami ancaman deepfake, kita bisa lebih waspada dan melindungi diri dari berbagai bentuk penipuan digital yang semakin canggih. (*)

Pewarta : Wahyu Nurdiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kalsel just now

Welcome to TIMES Kalsel

TIMES Kalsel is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.